Jumat, 09 November 2018

Dia Jodohku Bukan Ya?



Belum lama ini saya mendapatkan pertanyaan, “dia jodohku bukan sih?” dari seorang teman. Ia meminta saya membuka kartu untuk memberikan jawaban atas pertanyaan yang menjebak tsb.

Sebenarnya ada banyak macam jodoh dalam hidup ini. Sayangnya, media mainstream selalu menyempitkan dengan arti orang yang akan kita nikahi. Padahal jodoh bisa untuk urusan karir, pekerjaan, pertemanan, persaudaraan, pembelajaran kehidupan, dan urusan spiritual. Tidak hanya melulu soal asmara.

Lho terus, jodoh itu sebenarnya artinya apa sih?

Menurut pembelajaranku dari prosesku membaca tarot dan diskusi dengan temanku yang merupakan tarot reader juga, jodoh tidak hanya terdiri dari entitas tunggal, yakni satu orang saja. Jodoh bukan sebatas berarti seseorang yang kita nikahi.

Jodoh juga bukan berarti sebuah obyek yang bisa datang tanpa diupayakan. Jodoh juga bukan entitas yang bisa dipaksakan kebenarannya sebagai kebenaran mutlak. 

Secara universal, terlepas dari arti twinflame atau soulmate, jodoh memang rejeki yang sudah pasti dijamin oleh Tuhan. Persoalannya pertama, bukan berarti kalau sudah pasti, kita gak perlu usaha lagi buat ngedapetinnya.

Kita kerap ngerasa gak cukup sama apa yang sudah diberi Tuhan. Al hasil, sudah dikasih nih kesempatan ketemu jodoh, eh malah kelewatan karena terlalu fokus sama ekspektasi kita, yang belum tentu sama dengan niatan baik dari Tuhan. 

Ada banyak cara untuk segera bertemu dengan jodoh, namun cara yang pertama jelas harus dilakukan adalah membuka diri dan melakukan usaha untuk mendekati sang jodoh. Usaha sekecil apapun itu termasuk merawat diri dan menyehatkan kondisi mentalmu.

Siapapun bisa jadi jodohmu, jadi jangan menutup diri dan memperkecil kriteria pasanganmu dengan hal-hal yang tidak life time warranty. Kehidupan manusia tidak ada yang pasti selalu sama, sehingga manusia akan selalu berubah.

Catatan penting lain soal jodoh yang tidak boleh dilewatin nih: jodoh itu adalah cerminan diri kita. Artinya, jodoh bukan sosok yang sempurna, karena kita juga tidak sempurna. Pahami itu.

Jodoh bukan pula pangeran yang akan menyelamatkan hidupmu. Hanya dirimu sendiri yang bisa menyelamatkan dirimu, bukan orang lain. Jika kamu tidak suka sifat temanmu, atau pasanganmu, bisa jadi itu artinya karena kamu merasa bercemin dengannya. Bahwa kamu tidak menyukai bagian dari dirimu yang ada pada dirinya.

Ada beberapa pertanyaan terkait jodoh untuk refleksi bersama:

Sudah siapkah kamu hidup dengan seseorang yang akan menjadi cerminan dirimu selamanya? Sudah siapkah kamu menjalani sebuah komitmen untuk hidup bersama seseorang yang tidak pernah bisa sempurna?

Sudah kenalkah kamu dengan segala sifat seseorang yang akan hidup bersamamu selamanya? Sudah siapkah kamu bangun tidur dan terus mendapati wajah yang sama, persoalan yang sama setiap hari? Sudahkah kamu mempersiapkan mekanisme penyelesaian konflik ketika kalian menghadapi sebuah masalah dan harus berkonflik?

Sudahkah kamu mempersiapkan dirimu untuk kemungkinan berpisah darinya karena kondisi yang mendesak kalian berpisah? Sudah siapkah kamu menerima kenyataan tentang kondisi sebenarnya seseorang, tidak hanya baiknya, namun juga buruknya? Sudahkah kamu memiliki jangkar untuk membuat komitmen kalian selalu hidup?

Nah lho... Ternyata justru pertanyaan yang lebih penting untuk kita jawab sebelum bertanya dia jodoh kita apa bukan, ada banyak banget. Karena memang dari pertanyaan-pertanyaan itulah kita bisa menyadari siapa jodoh kita.

Sebenarnya masih banyak lagi yang bisa dibahas mengenai jodoh. Berhubung tulisan ini mulai kepanjangan, jadi dicukupkan dulu ya. Tentunya kalian juga berhak memiliki definisi jodoh menurut kalian sendiri, sesuai dengan pengalaman hidup kalian. Tulisan ini hanya rangkuman dari pembelajaran baruku mengenai jodoh dan ku-unggah di blog, siapa tahu ada yang butuh hihihi.

1 komentar: