Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2015

Media Komunitas dan Representasi Penyuaraan Kebutuhan Masyarakat

Gambar
gambar dari google Ramai pemberitaan di media massa arus utama tidak surut begitu saja usai ajang pemilihan umum presiden republik indonesia kemarin. Hingga kini setiap isu yang didapati kemungkinan tinggi terhadap korupsi atau kebijakan yang tidak sesuai harapan rakyat dengan mudah menjadi kontroversi. Tidak selesai menjadi berita di media massa, penggiringan isu melalui platform miniblog twitter ternyata bersuara lebih gencar! Sayangnya, tidak semua media arus utama mampu atau mau mengangkat isu-isu kaum minoritas seperti isu-isu konflik agraria atau potensi desa-desa di Indonesia.

22 Tahun dan Hal-hal (Material) yang Hilang

Gambar
Beberapa waktu belakangan ini saya sering depresi ketika memikirkan uang . Saya habis kehilangan uang dengan nominal hasil menguras keringat saya selama ini. Saya butuh membeli beberapa barang, salah satunya sepatu. Saya tidak bisa membeli sepatu tersebut. Saya juga harus membayar hutang kepada beberapa orang dan harus menundanya. Saya juga menunda pembayaran iuran di beberapa tempat dan tidak membalas sms beberapa orang karena tidak sanggup beli pulsa pada saat itu juga. 

3 Remaja Difabel & Angkringan Tuli Madre

Gambar
Spanduk di atas gerobak angkringan Madre Mumpung saya masih terhitung remaja (uhuk), saya mau ikutan #OpiniRemaja #KitaSensitif buat Hari Remaja Internasional yang diselenggarakan oleh Yayasan Kampung Halaman hehehe. Begini, sekitar bulan Maret saya mencari-cari sebuah angkringan bernama Madre. Angkringan ini berhasil saya temukan di bagian pojok kawasan Taman Kuliner Pringwulung. Angkringan ini terdiri dari 2 tingkat, di bawah ada kursi-kursi di ruang terbuka dan di lantai dua adalah lesehan. Ada tulisan “Angkringan Tuli” dan spanduk berisi abjad A hingga Z dengan bahasa isyarat di depan angkringan. Ada pula spanduk bertuliskan “50% pekerja di Angkringan Madre adalah tuli” di lantai bawah. (baca tulisan lain tentang Madre di sini )