Postingan

Menampilkan postingan dengan label rantau

Refleksi Hari Buruh: Ibu-ibu Rembang ke UGM

Gambar
Foto Ibu-Ibu Kendeng di Rektorat UGM Hari buruh baru saja kita rayakan. Marsinah kembali kita kenang. Tapi angka penduduk Indonesia yang bekerja sebagai buruh terus saja meningkat.  Kata kesejahteraan seolah jauh dari masa depan mereka. Hampir tidak ada lagi yang bekerja sebagai petani di negara ini.  Tanah milik warga terus saja terampas atau terpaksa dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sedangkan pemerintah terus menaikkan tingkat impor beras dan lainnya yang justru tidak memperbaiki permasalahan awal mengenai tanah. Postingan kali ini saya hanya menyuguhkan foto-foto yang saya ambil Maret silam tentang ibu-ibu Rembang yang memperjuangkan hak atas tanahnya yang terampas oleh modal.  Foto ibu-ibu yang kelak juga akan menjadi buruh saja ketika hak atas hidup bebas di tanahnya sendiri benar-benar terampas. Siapa lagi yang akan menjadi buruh?

Taman Baca Obi: Menanam Harapan Berkepanjangan Melalui Buku

Gambar
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Tim KKN UGM dari Pulau Obi sebenarnya sudah kembali ke Yogyakarta sejak 2 September lalu. tapi posting blognya baru sekarang, hehehe. Puji syukur hingga saat ini Taman Baca Obi masih berdiri dan diminati oleh warga di Desa Jikotamo dan sekitarnya, seperti yang dituliskan teman saya, Mbak Febrina. Tadi pagi saya ditelpon oleh ompala Jikotamo bahwa Warga Jikotamo sangat berterimakasih sekali dengan adanya perpustakaan karena dari anak anak hingga orangtua banyak datang untuk membaca. Bahkan pada hari sabtu minggu sangat ramai dikunjungi oleh anak anak remaja dan orang dewasa. kata Pak Ramli masyarakat yg tidak hadir di malam seni sangat kaget karena ada taman baca, dan sekali lagi mengucapkan banyak terimakasih kepada mahasiswa Fakultas UGM.

Pendidikan Anak dan Perempuan (Catatan dari Sawangan, Pemalang)

Gambar
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Alhamdulillah, Sekaligus merayakan hari Kartini dan hari Ibu Internasional Kemudian mengenang Marsinah dan TKW lain “Sudahkah kamu menjadi perempuan yang berdaya?” -- “jadi orang miskin di kota itu ndak enak mbak ipah.” “lho, kenapa memangnya?” “kalau orang miskin di kota mau apa-apa itu susah, apalagi mau makan. Semuanya harus beli dan mahal. Kalau orang miskin di desa seperti kita-kita ini, masih enak hidupnya. Mau makan tinggal ambil dari kebun. Murah mbak!”, tukas Ibunya Maula iringi tawa.

Balada Anak Rantau: Pulang Kemana? Pulang Ke Siapa?

Gambar
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته Alhamdulillah, Fakir wifi bisa posting lagi.... Beberapa waktu yang lalu, ibu saya datang ke Jawa setelah kepergiannya berbulan-bulan ke Sumatera. Ibu saya kemudian menginap di rumah untuk 2-3 hari. Dampak dari menginapnya beliau di rumah meski singkat namun begitu terasa. Rasanya saya seperti pulang…. Padahal yang secara harfiah pulang itu adalah ibu saya, bukan saya. Ya, nggak heran kalau udah hidup terluntang-lantung mencoba mandiri selama hampir setahun, tiba-tiba kedatangan sandaran terbesar…… terjadilah guncangan!!!!! Saya ini memang anak rantau abal-abal yang tidak tegar menghadapi cobaan. Maka marilah bersama kita mendoakan saya dan seluruh anak rantau di dunia ini agar diberi ketegaran, amiin. Terima kasih kepada ibu saya yang saya sadar, bahwa saya selalu pulang ketika ada beliau dimanapun kita berada. Pulang dengan rumah itu ternyata berbeda , meski saling berkaitan…. صَلَّى اللّهُ عَلَى مُحَمَّد - صَلَّى ال...