Kekayaan Film Indonesia, Bukan Sekedar Film Horror Plus-plus

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Alhamdulillah bisa posting lagi, mumumu~

Ipah rindu Blogger Indonesiaaa !

*CYUUUUPS*

Di saat kakek-bapak-mas-adik ngeributin Manchester United dkk, nenek-ibu-kakak-keponakan meresahkan harga cabai yg mulai menyaingi harga langerine keluaran Victoria Secret, tetangga satu Rt-tetangga satu RW-tetangga satu kelurahan-tetangga satu kecamatan-tetangga sebelahan sekolah gagap gempita dengan terror bom dan presiden makin berat tanggungjawabnya terhadap rakyat, aku panik karena udah lama banget gak posting *sok penting deh

Hingga suatu saat yg lalu ketika aku baca-baca koran daerah dan mendapati 2 buah gambar eksotis seperti ini: 

Poster Film “Arwah Goyang Karawang Depe-Jupe” 

Poster Film “Jenglot Pantai Selatan” 

Men, aku sempat ngerasa bersalah beud karena ngira udah masuk ke kolom `dewasa` meski aku yakin selain koran METEOR, koran lain gak ada yg punya kolom 17++++++++++ kayak gitu.  Ternyata setelah dicek dan memastikan kalau minus kacamataku gak nambah, gambar tersebut ajaibnya ada di kolom `sinema hari ini`. What the hell?! Apa kata dunia tentang penemuan paling mutakhir yg bisa dibuat oleh Indonesia –selain bahasa 4LaYzT –ini?? Akulturasi antara bokep lulus sensor dan horror yg menakjubkan! Lalu poster gede film itu nampang gamblang di kota-kota besar yg mengganti layar tancap dengan bioskop, dan mungkin sukses bikin cowok kejang-kejang nahan nafsu bahkan sebelum nonton film itu 

Gak heran kalau pada protes pajak film impor dinaikkan. Sebab para penikmat film akan kehilangan film-film seperti ini; JUNO, The Titanic, Benjamin Button, Forrest Gump, Fast and Fourious, The Social Network, atau The Burried dan seabrek film-film nominasi Oscar lain yg kocak, penuh hikmah, ajaib, memotivasi, mobil-mobil canggih, menginspirasi, unik. Buat para pecinta sinetron Jepang dan Korea yg akrab disapa dorama, mungkin juga turut merasa kehilangan cerita-cerita cinta khas remaja yg memabukkan khayalan para wanita. Atau yg ngefans sama actor-aktrisnya akan kehilangan akting Michael Cera, Tom Hanks, Brad Pitt, Sharu Khan, Lee Minho atau Miyabi #eh. Sebab banyak pesona yg bisa didapatkan melalui film-film yg meramaikan dunia Hollywood sana. 

Poster Film "JUNO" 

Poster Film "Harry Potter and The Deathly Hollows"

Tapi meski gak pake teknologi canggih kayak GI.JOE, Shutter Island dan Harry Potter atau cowok-cowok cakep di dorama Jepang dan derama Korea, film-film Indonesia juga ada beberapa yg gak kalah spektakuler dan menginspirasi, yakni Alangkah Lucunya Negri Ini, Sekuel Laskar Pelangi, Catatan Akhir Sekolah, Bangku Kosong, GIE dan jajaran film lain yg pernah ditempelin tulisan “segera hadir di bioskop terdekat”. Film Ketika Cinta Bertasbih pun gak kalah romantis dengan Sekuel Twillight. 

Poster Film "Twillight New Moon"

Poster Film "Ketika Cinta Bertasbih"

Untuk film bersambung di televisi atau yg biasa disebut sinetron ada sinetron-sinetron ajaib yg ceritanya, pemainnya dan episode yg dicapainya pun ajaib seperti Tersanjung 1-7, Cinta Fitri 1-7, Arti Sahabat yg ga ada sangkut pautnya dengan cerita persahabatan, Putri yang Tertukar dengan Pak Prabu yg dapat Panasonic Award, Amira dkk dengan total episode lebih dari 100 episode mamen! Lalu FTV yg memaparkan keindahan kota-kota di Indonesia dengan pemain yg berusaha keras memahami adat orang setempat yg njawani atau mbalini.

Jika belum cukup puas, bisa lari ke pagelaran wayang kulit untuk menonton sinetron paling laris di jaman mbah-mbah kita dulu yg hanya disajikan berupa bayangan bisu bergerak lincah yg didubbing oleh sang dalang, seperti Perang Barathayuda, Kisah Rama lan Sinta dll. Atau jika bosan dengan artis-artis yg gemerlapan kita bisa melirik film indie dan film fiksi karya generasi muda Tanah Air yg selalu diikut sertakan dalam festival-festival film nasional maupun internasional seperti JiFest. Untuk memperkaya wawasan juga bisa melihat film-film dokumenter yg penuh isu menyegarkan seputar tanah air atau bahkan dunia. 

Nah, sesungguhnya khazanah film Indonesia kaya raya bukan? Makanya sekarang komunitas film berjamuran di berbagai kota di pelosok Indonesia. Mereka para pemuda-pemudi harapan bangsa yg memiliki cita-cita untuk memajukan perfilman Indonesia berusaha keras belajar membuat film pendek dengan alat seadanya dan kru sebisanya. Ya, mereka berusaha mengharumkan Tanah Air meski hanya melalui pita kaset miniDV. Jadi, kalau bosan dan enggan lihat film yg nongol bioskop, jangan ragu untuk menonton film yg `akan` tampil di bioskop  !!

Mari dukung karya bangsa sendiri~~~

NB: kota Solo tercinta akan menggelar acara FESTIVAL FILM SOLO yg akan diramaikan oleh film-film fiksi dari seluruh Nusantara. ayo, 4-7 Mei 2011 ke Solo!! :)

gambar dari google.com~

صَلَّى اللّهُ عَلَى مُحَمَّد - صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّم


semoga kalian berkunjung kembali ~♥