Tentang Perjuangan yang Belum Berakhir: Munir #menolaklupa
Alhamdulillah,
Postingan lain lagi: sekedar helaan nafas untuk menghidupkan
blog ini
7 September 2012 lalu tepat 8 tahun kepergian Munir. Bagi yang
tidak kenal Munir, silahkan cari di google. Instan sekali hehehe. Munir adalah
seorang aktivis pejuang HAM di negara yang hobi tak menghiraukan HAM warganya.
Beberapa kasus yang diperjuangkan oleh Munir antara lain tragedi 27
Juli dan Kasus Orang Hilang 1996, Tragedi Mei 1998 dan Semanggi 1999, Tragedi
Aceh, Tragedi Timor-Timur 1999, dan Tragedi Maluku.
Kalau dipikir-pikir, kenapa tragedi dan kerusuhan doyan amat mampir di Indonesia? Wong ya negara lain juga beragam kok tapi yakayaknya adem ayem aja
Kalau dipikir-pikir, kenapa tragedi dan kerusuhan doyan amat mampir di Indonesia? Wong ya negara lain juga beragam kok tapi ya
Munir meninggal di pesawat saat beliau hendak berangkat ke
Belanda, diracun pakai arsenik. Dan pembunuhnya ada banyak meski yang ditangkap
polisi cuma satu. Biarinlah, mungkin mental mahasiswa para penegak hukum Indonesia masih kental, mental butuh-duit-banget-nih! 
“Bahaya terbesar dalam perjuangan untuk keadilan dan HAM di sini (Aceh) bukanlah ancaman, tekanan, pemerasan, penangkapan, penyiksaan, atau teror-teror lainnya, bukan itu semua. Namun (bahaya terbesar) adalah ketakutan yang ada dalam kepala kita. Ketakutan yang disebarkan sistem yang ada kepada kita. Ketakutan inilah rintangan terbesar dalam perjuangan. Kita tidak boleh membiarkannya tertanam dalam kepala kita. Kita harus menyingkirkannya jika kita ingin impian kita tentang keadilan dan demokrasi menjadi kenyataan.”
Pidato Munir di Banda Aceh dalam acara pengangkatan koordinator KontraS-Aceh, Februari 2000
Ada mitos yang mengatakan, “orang baik itu meninggalnya cepat,
dan orang jahat meninggalnya lambat…”. Tuhan terlalu rindu pada hambaNya yang
tak kenal mengeluh dan telah berbuat banyak semasa hidup. Dan bukan cuma Tuhan
saja, kini kami juga rindu. Pergi bukan berarti tidak meninggalkan jejak. Pada jejakmu,
kami mencoba berpijak: menjadi pemberani yang memperjuangkan HAM orang banyak. 
Selamat jalan, semoga segera ada Munir lain di Indonesia, amiin…
“Negeri yang membiarkan pejuangnya teraniaya di negerinya
sendiri adalah negeri yang sakit.”
semoga kalian berkunjung kembali ~♥
#MenolakLupa
BalasHapuskalau dilihat dari penyebab banyak-nya rusuh itu pastinya ada clash culture di kehidupan sosial masyarakat, daya saing yang kuat, kecemburuan sosial, dan rasa primordialitas sebagian masyarakat di Indonesia. Tapi yang paling terbesar penybab kerusuhan itu apalagi kalau bukan masalah perut, adapun selanjutnya di iiringi dengan latar belakang SARA.
BalasHapusmelihat perjuangan munir rasanya tidak heran beliau cepat di hilangkan, soalnya semua backing semua kerusuhan dll adalah "aparat" yg dulu punya power yg kuat hingga sekarang.
ya, konflik sebenarnya memang ada dimana-mana. yang menarik adalah kenapa sulit sekali dituntaskan, terutama tuntas tanpa kekerasan yang dilakukan pihak negara.
Hapusnah soal backing ini saya setuju :)
tetapi sudah semestinya kasus Munir dituntaskan atau memang sudah jadi tradisi aktifis pembela HAM harus terus menerus dihilangkan.