Meet Up Komunitas 3 Kota "Aku + Kamu = Kita"


Assalamu’alaikum

Selamat siang kawan (meski waktu kalian baca postingan ini matahari lagi ngumpet di balik bumi bagian barat)! Kenapa siang?? Supaya kalian melek waktu baca postingan ini hehee.

Begini, selama saya hiatus, saya melakukan berbagai aktifitas yang menyenangkan dan memuakkan. Salah satu aktifitas menyenangkan itu adalah kemping komunitas.

Jeng jeng jeng jeeeeeeeengg...

Kemping selama 2 hari 1 malam yang dihabiskan di kaliurang KM 19,2 , jogjakarta ini bernama KAMU + AKU = KITA. Dengan tajuk Be United In Harmony.

Kenapa bertajuk HARMONY?? Kenapa bukan Be United In Lifeboy, Nuvo, Lux atau Dove –yang memiliki ¼ mosturizer? Sebab, kemping ini diikuti oleh teman-teman dari 3 kota yang berbeda-beda. Yakni kota Jogja dengan nama komunitas CORET, kota Magelang yang komunitasnya bernama JEDA, dan terakhir teman-teman seperjuangan saya dari komunitas TOELIS yang mewakili kota Solo. Sehingga diharapkan selama 2 hari kemping, kamu dan aku dapat melebur menjadi kita. Menjadi satu, tanpa memandang perbedaan. (sotoy banget ipah ini :p)

Dan ternyata hal itu terbukti benar. Kami terbukti dapat bersatupadu macam lem ama prangko, monyet ama pisang, saya ama kembaran saya siti nurhaliza ;)

Kami terbagi menjadi beberapa dukuh yang mendiami sebuah kampung yang bernama KAMPUNG TENTREM. Masing-masing dukuh memiliki seorang malaikat untuk membina mereka ke shirothol mustaqiim. Di dalam dukuh itu sendiri terdiri abang-none dukuh (macam pemilihan putra-putri Jakarta aja =.=) dengan anak buah yang berlatar belakang beda komunitas. Dukuh-dukuh hebat itu antara lain : republic kinclong, manut, lemah lelembut, H 3 R 1, KB, wagu tur lucu, asmara, fresh, mata air dan pring rapet.

Yah, harap maklum kalau nama dukuhnya agak moderen (bukannya dukuh sukamaju, sukajaya atau sukasamaipah). Soalnya selain kami nggak kreatif, kami mati gaya. Jadilah nama apapun yang terlintas di depan mata, kami jadikan nama hehe.

Di sini malaikat kami memberi kami tugas pertama. PERKENALAN! Saya suka perkenalan (soalnya aku jadi bisa dapat teman baru dan objek isengan baru)! Kami dituntut untuk saling mengenal satu sama lain dalam satu dukuh. Agar tercipta dukuh yang aman, nyaman dan tentram (klise banget, cuih!). Setelah itu kami diberi tugas untuk merefleksikan materi dari kliping artikel yang bertema PLURALISME. Maksimal sepuluh menit. Mati aja! Kami semua kebingungan setengah bingung (lho?)

Belum terlintas apa yang akan kami sajikan ntar malem, kentongan kembali berbunyi. Semua dukuh berkumpul dengan damai –kecuali serdadu dari TOELIS yang umnyek wae. Kami dipaksa disuruh mengisi Facebook-Friendster-Blog yang ada di secarik kertas karton besaaaaaar. Kreatifitas kami tumpah ruwah di sini. Apalagi waktu presentasi sbg bentuk tanggung jawab atas apa yang telah kami torehkan di FFB kami (gileee bahasanya lebaaaaaayy). Yang paling gila tuh dari dukuh MANUD’ (ga pake qolqolah lho!).

Riwus : “Motto dukuh kami adalah : Diam itu Emas.”

Ipah : “Kenapa ditulis terbalik? Karena itu artinya kami ini emang nggak bisa diam. Makanya sampai sekarang nggak bisa dapat emas. Sesungguhnya motto ini selain mengandung sunnah Rasulullah, juga mengandung nilai ekonomis.......”

Krik... krik.. krik...

Audiens terdiam....

Lanjut ke pemutaran video documenter yang nuuut… nuuuut… sempat terhenti sebentar lantaran mbak-masnya ga bisa make laptop (peaceeee mbak! peaceee mas hehe). Sholat ashar, dan setelah kami berdoa bersama pada Sang Hyang Widhi agar bisa segera menyimak how to create the documenter video, laptopnya ga ngadat lagi! Horeeee!! *terharu*

Ternyata bikin video documenter tuh asyik beud geto loch! Buat kawan blogger yang udah pernah bikin, mohon kirim videonya ke email ipah yaaaa!! DITUNGGU…

Santai sore…. ahh.. because di tengah hutan kaga ada Pizza Hut, kami malah sibuk latihan teater bisu + perkusi yang ngga jelas. Selesai bertemu dengan-Nya di waktu magrib, kita get dinner together yeaah ;)

Satu persatu dukuh pun mulai gila-gilaan nampilin acara andalannya. Pamer kekompakkan, adu kreatif dan maju untuk berani malu meski ujung-ujungnya malu-maluin hehe. Giliran dukuh saya tiba.

Trek tere tek tek tek teeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeekkkkkk…… (kira-kira gitulah bunyi perkusinya)

Saya pun mulai sok acting jadi Siti Hajar. Tampar sana, tendang sini. Sampai akhirnya muka saya penuh pasir. Emang nasip artis beken ya kaya gini, kudu mau ambil peran apapun huuuuft…

Lanjut ke nari-nari bareng ngelilingin sisa-sisa api unggun yang masih mencoba untuk bertahan hidup. Pertama cuma anak Toelis. Eeeeeeeeeeeeehhhh, yang lain pada ngikut. Seharusnya kaga ada orang yang ingin mengikuti kegilaan kami ini ck ck ck.

00.05

Habis sholat isya jam segitu, saya kumpul lagi sama kawan-kawan di depan Balai Desa Kampung Tentrem. Sementara temen-temen dari komunitas lain tidur atau bersenda gurau di Pendopo, kami melakukan hal konyol.

Toelis : “HAPPY BIRTHDAY TO YOU! HAPPY BIRTHDAY TO YOU! HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY HAPPY BIRTHDAY KAK IREEEEEEEEEEEEEEEENNNNN……!!!”

Kami teriak-teriak kaya orang gila membuyarkan mimpi buruk peserta kemah yang lain. Esoknya…

Peserta Kemah I : “Kemarin siapa sih Ta yang ulang tahun? Kok meriah amat??”

Peserta Kemah II : “Iya.. siapa? Kak Iren yah?”

Ipah : *menahan tawa* “Ahhh… nggak ada yang ulang tahun kok! Tahu dari mana sih??”

PK I : “Lha trus yang kemaren malam tu?”

Ipah : “Itu mah iseng-iseng kami aja… wahahahahahahahahaa…”

PK I & II : “Woooooooo…. Dasar gila!”

Habis itu kami foto-foto sambil nyari matahari terbit. Kentongan dibunyikan lagi tanda persiapan untuk senam. SENAM. Adalah hal yang paling aku sukai apapun itu (kecuali yang guling-guling di lantai itu...). Tanpa dikomando kawan-kawan Toelis langsung senam sendiri menciptakan senam-ala-toelis-yang-enggak-banget. Senam kami yang menjijikkan ini patut dimasukkan ke MURI, yeah. Dilanjutkan dengan senam ala Kampung Tentrem yang mengguncang dunia (lebay). Bener-bener nggak ada yang beres -,-

Next jalan-jalan keliling sekitar Kampung Tentrem. Jadi keinget lagunya Ninja Hatori : mendaki gunuuuuung, lewati lembaaaaaaaah, sungai mengalir indaaaaah ke samudraaaa... bersama temaaaaan bertualaaaaaang kayak bolaaaaang... (ehm.. maaf fals hehe). Di sini teteeeeeeup kami disuruh nulis sana nulis sini. Nulis tentang apa aja yang udah kami alamin di sini, di Kampung Tentrem yang nggak se-tentrem namanya. Yang paling seru waktu kami nyusurin sungai panjaaaaaaang banget! (jadi keinget kata Bu Rini –guru biologi kelas sepuluh –kalau di sungai-sungai yang tenang dan jernih kaya gini banyak cacing planarianyaa hihi). Di satu kesempatan saya malah main ciprat-cipratan air sama di Fajar (berasa kaya di film india yang di tipi-tipi ntu, huaaahh).

Om Jarot : “Heh! Sudah-sudah! Malah bulan madu di sini!”

Kami malah kena marah Om Jarot haha. Sesampainya di Kampung Tentrem, semua langsung nyoret-nyoret kain putih yang di sediain pake spidol warna warni. Dengan bodohnya saya nyoret di kain putih itu pake tangan saya. Emang sih cap tangan saya jadi kelihatan di sana. Tapi tangan saya langsung penuh dengan cat poster warna oren kemerahan. Melihat tangan saya yang belepotan kaya gitu, Budi teman dari Jeda mendekati saya..

Budi : “Ya ampun. Kurang ancur itu tanganmu, Ta. Sini deh aku bantuin coret-coret.”

Lalu dia nanda tanganin bajuku (baju ini imut banget!). Saya langsung dapat ide cemerlang.

Ipah : “Cuy, bagus tuh! Ayo gapapa tanda-tanganin aja bajuku buat kenang-kenangan!”

Endingnya, nggak cuma si Budi tapi semua peserta kemah dan panitianya jadi nanda-tanganin baju saya. Hal ini kemudian diikuti oleh peserta lain (wuah, seneng banget bisa jadi trensetter hehe). Kami jadi kaya orang lagi lulus-lulusan. Yaa! Kami emang udah lulus. Lulus dari Kampung Tentrem dan siap untuk menikah. Lulus dari kampung yang telah mengajarkan kami apa arti dari kebersamaan tanpa pernah menyinggung tentang SARA. Tanpa memperdulikan perbedaan diantara kami.

Selesai packing dan bersiap untuk pulang, kami berfoto bersama. Semua komunitas dan semua panitia. Dilanjutkan foto bersama per-komunitas masing-masing. Toelis sendiri selesai berfoto dengan panitia, juga foto bareng.


Huaaaaaaaaem.... ngantuk. Kami yang kecapean gara-gara di sana nggak bisa tidur saking dinginnya udaranya, tertidur pulas di bis.




Jreeeeeeng! Selesai deh cerita saya tentang KAMU + AKU = KITA. Maaf ya kawan telah membuat kalian lama membaca! Hihi. Terima kasih atas perhatiannya!


Wassalamu’alaikum

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sambalnya Satu Bu, Sambal Tomat Ya!

Uang Kembalian dan Siapa yang Lebih Ramah

Cinta Habis Di Orang Lama Itu Hanya Berlaku Bagi Yang Gak Mau Menyembuhkan Luka Patah Hatinya