Bagaimana Menjadi Menuju Indonesia Cerdas?
source from TUMBLR
Alhamdulillaah..
Selalu bisa mengawali posting dengan hamdalah…
“Atas nama Indonesia, saya dulu pergi ke forum internasional Global Changemakers. Atas nama Indonesia, saya mengikuti summer course di Montana. Untuk Indonesia, saya memiliki ide dan mengajak teman-teman menyelenggarakan Indonesian Youth Conference 2010. Indonesia yang sama yang membiarkan ketidakadilan menggerogoti penduduknya. Indonesia yang sama yang membiarkan siapapun mengkambinghitamkan orang lain ketika berbuat kesalahan, selama ada uang. Indonesia yang sama yang menghancurkan mimpi-mimpi saya.” – dikutip dari postingan di webnya Alanda Kariza.
Aku terharu setelah membaca pernyataan Mbak Alanda di atas. Sudah berapa banyak orang yang kecewa terhadap Tanah Airnya sendiri dan fenomena menyedihkan ini hanya terjadi di Negara kita, Indonesia! Bagaimana tidak kecewa jika harga-harga barang pokok terus naik dan berimbas pada harga-harga yang lain, hukum didakwa memihak mereka yang ‘bisa membeli’ keadilan dan mendepak para penduduk yang miskin tapi lebih membutuhkan pembelaan, sengketa politik yang tidak kunjung usai malah semakin didramatisasi sampai Cinta Fitri aja lewat, tuduh-menuduh tentang terorrisme yang membuat kita mempertanyakan fungsi Bhineka Tunggal Ika dan Pancasila, sektor pendidikan masih belum merata dan saat UN pun masih sempat-sempatnya ngobyek jadi joki jawaban, serta polemik lain yang hanya menambah panjang daftar kebobrokan Negara ini.
Komentar dari Muhammad A Vip di posting `Melakukan untuk Tanah Air` : “menyalahkan yang salah juga perbuatan yang diperlukan untuk perbaikan negri ini. jadi menyalahkan pemerintah dan pejabat2nya yang salah harus, itu bagian dari upaya mengisi kemerdekaan. kan kalodidiemin apalagi dipuji sama saja menjerumuskan ke jurang kegelapan. ayo kita maki2 pemerintah sebagai amar makruf nahi mungkar. hehehe"
Penduduk Indonesia menjadi cerdas berkat keadaan-keadaan yang seperti ini. Seperti ketika tragedy tsunami di Aceh, warga Indonesia langsung berbondong-bondong menolong tanpa perlu menunggu pemerintahnya kirim bantuan dulu ke sana. Ketika harga beras menukik tajam menembus langit ketujuh, warga Indonesia mengakali nasi-nasi basi agar bisa mereka makan kembali, berkali-kali (sego aking –red). Baru-baru ini disurvei bahwa pemuda-pemudi Indonesia enggan menjadi politikus dan lebih tertarik bekerja di bidang science, social, keuangan dan olahraga, karena mereka jenuh dengan tingkah polah politikus Tanah Air. Pak BJ. Habibie lebih cerdas lagi, lebih memilih tinggal di Jerman daripada di sini karena di sana dia lebih diakui.
Udah cukuplah ngejelek-jelekin Ibu Pertiwi, toh, tanpa dijelekin ini Negara udah jelek di mata khalayak terbukti dengan menduduki peringkat ke-4 sebagai Negara terkorup. Sekarang saatnya kita jadi bangsa yang cerdas untuk menggeser para pemimpin yang cerdas ananging nyerdasi.
nah karena sudah sering dijelek-jelekin mari kita menjelekan dengan cara yang lebih elit, sambil menjelekan kita bangkitkan Indonesia, jadi gg cuma omdo doang kan, karena kalau bukan kita lantas siapa lagi dong ? :)
BalasHapusmenjadikan spiritualitas yg berkualitas tuk menjadi bangsa yg cerdas.
BalasHapussebenernya sih banyak generasi muda yang "sangat" peduli dengan kebangkitan Indonesia..
BalasHapustapi sulitnya menembus birokrasi generasi tua yang menyebabkan kita kadang susah bangkit dari keterpurukan..
Indonesia harus cerdas donk!!
BalasHapustp tergantung jg sih...tergantung dgn org2nya.
kalo liat para pelajar byk yg tawuran, bahkan mahasiswa jg, apa mungkin semua itu akan terwujud?
negri kita lagi ngelawak teman :)
BalasHapuskan udah jelek, marilah mengurangi kejelekkan negara ini....
BalasHapussalam kenal, tukeran link yok..
ironis, sungguh ironis, yang seharusnya mengingatkan kita untuk mengisi kemerdekaan bla bla bla, malah mereka yang harus diingatkan!
BalasHapusada sesuatu yang menarik di TIM sampai tanggal 26 Juli nanti. Pameran lukisan hardi yang juga menampilkan senjata baru perpaduan Keris dan Kujang yang diberi nama Jangker. Ini menurut penemunya Hardi sebagai upaya mengobati luka dari masa lalu yang bekasnya masih ada hingga kini, yaitu tragedi perang Bubat. Ini trobosan menarik sebagai upaya menyatukan retakan-retakan di negri ini.
BalasHapusSemoga negeri kita makin makmur.
BalasHapusyang jelek itu penduduknya/orangnya, bukan negaranya...
BalasHapustapi bersyukurlah punya negara Indonesia. Tak usah pusing-pusing kalau bikin SIM, gak usah bingung kalau make barang bajakan, gak usah ribut ngeliat westernisasi negatif yang ngeracunin kepala anak Indonesia..
banggakah aku???
aku menunggu perubahan...
@dua diatas saya sangatlah junker...
tapi sekarang melihat berbagai berita dunia pendidikan kita, makin jauh aja deh harapan untuk menjadi bangsa yang cerdas
BalasHapusudah jelek sih
BalasHapusbahkan sampai sekarang masih jelek
males lah kalo ngomongin kejelekan negara kita
mending ngurusin yang bagus bagusnya aja