Dangdut, Music of My Country
Posting pertama di bulan Oktober, yey!
Rabu lalu, 28 September 2011, angkatanku ngadain acara
penyambutan dan perkenalan kepada kakak tingkat jurusan. Isi acaranya ya
sambutan-sambutan –dari banyaknya sambutan, aku jadi mensyukuri betapa
`singkat, padat dan jelas` amatlah berharga –perkenalan angkatanku, makan-makan dan penutupan. Pada
penutupan inilah terjadi acara paling dahsyat yang mengguncang hidupku, yakni
DANG-DUT-AN!!!
Dosen apresiasi musik-ku bercerita bahwa beliau menjadikan
dangdut sebagai bahan skripsi S-2 ketika beliau kuliah di Negara apa-gitu-aku-lupa
#dijumroh pakai bom molotov. Alasan beliau mengambil tema dangdut karena beliau
merasa dangdut adalah ciri khas dari Indonesia. Hal ini juga diamini olehku, lihat
aja apa di Perancis, Hawaii, Autralia, China ada dangdut? Bisa ngebayangin gak
kalau boyband-girlband Korea nyanyi dangdut dengan kenes? Atau di suatu ketika
akan muncul aliran oke baru yakni emo-dangdut-hardcore yang popular di kalangan
musik underground?
Lagu dangdut itu lucu-lucu sekali. Lihat aja lirik dari lagu
Hamil Duluan - Tuty Wibowo, kearifan Bang Haji Rhoma Irama ketika menyanyikan lagu
Begadang, atau lagu dari Evanescence – Bring Me To Life yang macho tiba-tiba di
tengah jalan di-dangdut-isasi-kan. Ini menunjukkan kalau kemampuan penyanyi dangdut Indonesia itu oke. Sebab selain kudu punya tenaga super untuk geleng-geleng, mereka nyanyi menggunakan teknik nyanyi cengkok yang gak mudah.
Citra lucu itu jadi resesif karena dangdut lebih akrab dengan goyangan penuh sensualisme; bokong, paha dan dada jadi suguhan utama. Kemudian dangdut juga dicitrakan sebagai lagu kampungan, karena memang dangdut eksis di kampung yang sebagian penduduknya menjadikan dangdutan sebagai hiburan –ya, sebelas duabelaslah sama yang hiburannya jalan-jalan ke Malaysia, Singapura, Belanda dll. Jadi, sementara yang lain pada adu gaya ke konsernya Bruno Mars, Three Eleven, atau Paramore, di bagian Indonesia yang lain pada adu `woyo-woyo jos` dan nyawer.
Citra lucu itu jadi resesif karena dangdut lebih akrab dengan goyangan penuh sensualisme; bokong, paha dan dada jadi suguhan utama. Kemudian dangdut juga dicitrakan sebagai lagu kampungan, karena memang dangdut eksis di kampung yang sebagian penduduknya menjadikan dangdutan sebagai hiburan –ya, sebelas duabelaslah sama yang hiburannya jalan-jalan ke Malaysia, Singapura, Belanda dll. Jadi, sementara yang lain pada adu gaya ke konsernya Bruno Mars, Three Eleven, atau Paramore, di bagian Indonesia yang lain pada adu `woyo-woyo jos` dan nyawer.
Awalnya iseng aja goyang-goyang sendiri, eh hla kok keterusan sampai keringetan. Tapi karena menurutku kondisinya
kondusif aja, sama teman-teman sendiri dan lingkungan yang bukan dangdutan
beneran. Soalnya dangdutan aslinya medannya lebih berat; mulai dari acara mabuk-mabukkan sampai cibiran tetangga kalau ikutan. Dan sejak dangdutan itu aku jadi ngerasa lebih ngindonesiani, menjadi
lebih Indonesia. Oh jadi begini toh kesukaannya bangsa Indonesia yang dimarginalkan, begini toh asyiknya lagu Indonesia -dangdut.
Gak selamanya yang dipandang sebelah mata itu gak asyik, mata
siapa itu kok main hakim sendiri? Hahahaha.
Artikel terkait; http://kemant.or.id/kegiatan/syawalan-antropologi-2011.html
koplo itu fardu ain di setiap acara antro, apalagi saat kopit.
BalasHapuscoba tanya mas lono, bagaimana skill musisi dangdut. skill mereka itu luar biasa.
woah aku generasi Rhoma Irama loh secara ayahku ngefans banget ama beliau, lagu nina bobo keluarga deh :P
BalasHapus@koh : iya, sejak aku nonton KDI di TPI aku jadi tahu kalo jadi penyanyi dangdut itu gak cuma modal tubuh. dan perjuangan mereka juga gak mudah untuk sampai bisa begitu.
BalasHapus@tiara : wakakakak mensugesti anda bahwa begadang itu gak oke :p
hmm menarik nih,, saya suka dengan dangdut, tapi old-school dangdut, bukan dangdut sekarang yang kebanyakan pake loop sama autotune doang, liriknya juga najis dah...
BalasHapus"emo-dangdut-hardcore yang popular di kalangan musik underground"
loh itu emangnya udah ada, dek..? Adiknya Ridho Irama punya band Dangdutcore yang ngeremix lagu bapaknya,"bujangan"
jujur, saya masih denger Rhoma Irama aja, sisanya udah malas, nyokap dulu waktu zaman vcd sering banget beli kaset dangdut*tentu yang bajakan, dan muterin lagu atau karaokean*tapi skarang gak lagi.
jadi kalau ada lagu dangdut dibawah tahun 2000an, jadi ingat masa kecil deh.