Minggu, 15 Desember 2019

Akhir Tahun 2019, Mengakhiri Masa-Masa Sulit



Tidak terasa ternyata 2 tahun berlalu sejak saya menulis post Melalui 2017 dengan Mengetahui Lebih Banyak. Post itu ketika saya baca kembali, membawa saya ke masa dimana saya sedang sangat tertekan dan penuh kebingunan dalam menjalani hidup sejak tahun 2016. Bagaimana saya menulis di post itu menunjukkan bahwa untuk menulis sebuah gagasan yang utuh saja saya tidak mampu karena terlalu kalut hahaha. Tapi, membaca lagi post itu membuat saya senang, karena saya pernah menulis ketika saya berada di masa sulit, sehingga ketika masa itu berlalu, saya menjadi lebih sadar bahwa masa sulit pasti akan berlalu dan dapat saya lalui. Meskipun masa itu berlalu setelah 2 tahun kemudian, yakni tahun 2019.

Sebenarnya akan selalu ada masa sulit dalam hidup, baik dalam satu tahun, satu dekade, satu hari atau satu jam. Namun, akan ada masa sulit yang kesulitannya maksimal dalam beberapa periode hidup. Masa-masa sulit ini katanya, ada untuk membuat kita sebagai manusia mengalami peningkatan kemampuan untuk bertahan hidup. Seperti menjadi berani, rendah hati, memaafkan, menyembuhkan luka, maupun menjadi sabar. Beberapa masa sulit mungkin kita kira dapat kita hindari, dengan enggan menghadapi masalah yang membelit kita saat itu. Namun, sebenarnya kita hanya menunda masa sulit itu, sebab ia tetap akan datang sesuai waktu Semesta. Masa-masa sulit ini sudah diatur jadwalnya sama Semesta, sehingga kita tidak bisa meminta dipercepat atau diperlambat.


Masa-masa sulit ini melahirkan masa lalu yang mendapatkan berbagai macam tanggapan. Ada yang merasa itu adalah masa lalu yang buruk, sebuah kegagalan yang memalukan, atau penyesalan yang luar biasa mengecewakan. Atau ada yang menganggap masa lalu itu adalah bagian dari jalan untuk memperkaya diri dengan pengalaman hidup, atau jalan untuk menumbuhkan jiwa. Saat saya berada di masa-masa sulit saya, saya merasa tidak ada jalan keluar dari situasi yang mengerikan ini. Atau ada jalan keluar namun saya enggan mengambilnya karena akan membuat saya mengorbankan hal-hal yang saya sukai atau cintai. Saya juga merasa waktu berjalan terlalu lambat di masa-masa penuh tekanan. Emosi yang mengaduk-aduk diri juga membuat segalanya semakin tidak mungkin dlalui.


Padahal, ternyata ketika saya mencoba bertahan untuk berusaha melalui masa-masa sulit ini, dengan mencoba segala macam jalan keluar, mengorbankan hal-hal yang saya sukai, menghadapi ketakutan dan suara-suara di kepala yang terus berkata bahwa saya tidak mampu, serta berusaha mencari pertolongan dengan berusaha jujur dengan apa yang saya alami, maka perlahan tapi pasti, masa itu terlewati juga. Tentu dukungan dari lingkaran terkecil, doa-doa dari orang-orang baik, dan rasa percaya kepada maksud baik dari Semesta, juga memberikan tambahan semangat untuk terus berjalan hingga selesai. Sayangnya, tidak semua orang memiliki privilese untuk menghadapi masa-masa sulit, sehingga saya juga tidak bisa menghakimi kenapa mereka menyerah atau kenapa mereka memilih menghidupi masa-masa sulit.


Nah, selesai satu masa sulit akan muncul masa sulit lainnya. Maka, kata buku bersampul oranye menyala tentang Seni Bersikap Bodo Amat, hidup ini tentang menyelesaikan masalah demi masalah. Pun di sana ditulis, karena selesai satu masa sulit akan datang lagi masa sulit lainnya, maka lebih baik tidak menganggap masa sulit sebagai ancaman dalam hidup atau momok. Justru harus dijadikan teman, sehingga ketika dia datang, kita bisa duduk sambil minum teh, berbincang bersama, layaknya mengikuti acara reuni. Ini catatan penting bagi saya untuk tidak menghidari lagi masa-masa sulit dan mengubah perspektif tentangnya. Lagipula, tanpa masa-masa sulit ini maka kita tidak akan betul-betul bisa merasakan bahagia. Dan hanya merasakan bahagia tanpa pernah merasakan kesusahan itu aneh, karena darimana bisa bertumbuh jika senang saja setiap saat? Atau dalam kasus saya, bagaimana bisa mendapatkan uang jika tidak mau bekerja? Hahahaha.


Maka, di akhir tahun 2019 ini bersama dengan post blog yang akhirnya saya tulis untuk mengatasi masa-masa sulit menulis lagi di blog, saya berharap semoga setiap dari kita mampu menghadapi masa-masa sulit dengan lapang dada. Semoga kita senantiasa diberikan keberanian untuk menghadapi, agar tidak lari lagi. Serta semoga seluruh makhluk berbahagia dan terlepas dari penderitaan. Semoga pengalaman yang didapatkan dan perjalanan yang dilalui di tahun 2019 membawa banyak kebaikan dan keberanian untuk menjalani tahun 2020. Sampai jumpa di post selanjutnya di tahun 2020!



Peluk,
Dek Ipah.

0 komentar:

Posting Komentar