Rabu, 09 Februari 2022

Kemana Saya Harus Pulang?

Sebagai seorang anak yang tumbuh besar dari kota ke kota, menetap di satu tempat adalah hal asing. Bahkan hingga saat ini, di usia jelang kepala tiga, saya masih hidup berpindah karena pekerjaan maupun karena memutuskan untuk mengganti suasana tempat tinggal. Saya asing dengan kata pulang yang identik dengan menetap.

Sebagai seorang anak yang tumbuh besar dengan keluarga yang tidak serumah, tinggal bersama dengan anggota keluarga yang lengkap adalah hal asing. Bahkan hingga saat ini, di usia yang sedang ranumnya diminta untuk berkeluarga, saya masih hidup dengan tidak satu rumah dengan keluarga saya karena pekerjaan keluarga saya maupun karena saya memutuskan untuk hidup mandiri. Saya asing dengan kata pulang yang identik dengan kumpul keluarga.

Untuk merunut saya berasal dari suku bangsa apa saja saya kesulitan, apalagi untuk merunut kemana saya harus pulang. Lalu dari tahun ke tahun saya habiskan untuk mencoba mengalami seperti yang teman-teman saya alami, yakni pulang dan menetap. Saya ingin merasakan apa yang kebanyakan orang rasakan, meski akhirnya menyerah pada menghabiskan Idul Fitri di kamar tidur tanpa pergi kemanapun, tidak bersilaturahmi dengan siapapun dan keluarga juga tidak berkumpul.

Hingga akhirnya saya berhenti menjadikan kata pulang dan menetap sebagai target atau achievement, karena saya mengalami kesulitan untuk menyamakan konsep pulang dan menetap saya dengan yang orang lain kebanyakan. Saya semakin merasa terasing ketika memaksakan diri untuk pulang dan menetap karena ternyata pulang dan menetap bukan sekedar memiliki rumah (ngontrak atau milik pribadi) dan keluarga. Namun tentang rasa aman untuk menjadi diri sendiri dimanapun dan dengan siapapun.

Lalu saya memutuskan untuk mencoba pulang dan menetap pada diri saya sendiri. Pada tempat yang akan selalu ada untuk saya, pada sosok yang akan selalu ada untuk saya, yakni diri saya sendiri. Perihal kepemilikan rumah dan keluarga satu per satu tentu tetap saya usahakan, sembari saya menjadikan diri saya sendiri sebagai ruang aman bagi diri saya sendiri sebelum kelak menjadi ruang aman bagi pasangan dan anak saya.

0 komentar:

Posting Komentar