Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2024

Saorsa Utara, Coffee Shop Tempatku Bertumbuh Tahun 2019-2022

Gambar
Pernah nggak kamu mengalami banyak hal di satu tempat? Biasanya kalau di sekolah atau kampus, itu adalah kantin atau sekretariat organisasi yang kamu ikuti. Di hidupku salah satu tempat itu adalah Saorsa Utara . Dulu Saorsa ada di Jl. Sulawesi, saat itu tempat nongkrongnya berupa pendopo. Lalu pindah ke daerah Condong Catur, Jogja.   Aku memulai karir sebagai tarot reader di Saorsa, baik untuk event amal galang dana maupun sesi pembacaan tarot personal dengan klien. Lalu menjadi tempat berkumpul dengan teman-teman yang bagiku dekat sebelum dan sesudah aku lulus kuliah. Hari-hari di sana juga sempat kuhabiskan untuk menulis skripsi.  Tapi siapa sangka perjalananku dengan coffee shop yang konsepnya berada di rumah yang penuh tanaman di halaman seperti rumah nenek ini, juga membawaku bertemu terapis psikologis pertamaku? Pemilik Saorsa Utara memiliki orang tua yang membangun klinik bernama Amazing Point of Balance ( baca lebih lanjut di sini ). Berawal dari mencarikan teman...

Cinta Habis Di Orang Lama Itu Hanya Berlaku Bagi Yang Gak Mau Menyembuhkan Luka Patah Hatinya

Aku adalah orang yang tidak percaya pada perkataan "Cinta Habis Di Orang Lama" dari Dilan. Bagiku pernyataan itu hanya untuk orang yang menyakiti pasangan barunya karena menjadikan pasangan barunya sebagai sarana rebound, alias upaya untuk lari dari luka patah hatinya dari pasangan yang lama. Iya, lebih mudah lari dari luka daripada menyembuhkannya. Makanya lebih banyak yang buru-buru mencari pengganti daripada fokus menyendiri, karena memang lebih menyenangkan saat bersedih ditemani oleh orang yang menyayangi kita daripada bersedih sendirian. Masalahnya adalah ketika si pengganti ini ternyata tidak benar-benar bisa kamu cintai, sedangkan si pengganti sudah terlanjur cinta mati sama kamu. Kesadaran betapa sakitnya menjadi si pengganti yang tidak bisa kamu cintai padahal si pengganti sudah tulus untuk menemani tidak dimiliki oleh orang-orang yang memang tidak ingin menyembuhkan lukanya sungguh-sungguh. Jadi ketika kamu hanya memanfaatkan orang baru untuk melupakan orang lama, ...

Kenapa Rasanya Seperti Diburu-buru Untuk Menikah?

Aku memikirkan beberapa jawaban dari apa yang kurasakan terhadap pertanyaan di judul post ini. 1. Standar sosial Ada satu standar sosial yang diberlakukan terutama terhadap perempuan, yakni menikah semuda mungkin sebelum usia 30 tahun. Standar sosial ini biasa ditemui saat perkumpulan keluarga, perkumpulan dengan orang tua di masyarakat (misal rapat RT atau pengajian di masjid), dan pertemuan dengan teman yang mengamini standar sosial ini adalah standar yang wajib dipenuhi semua orang. Standar sosial ini juga yang membuat kita dibandingkan dengan sepupu, tetangga, anaknya teman orang tua kita, anaknya teman pengajian orang tua kita, atau sesederhana orang lewat di timeline media sosial orang tua kita. Prinsipnya adalah "jika anak orang lain bisa, kenapa anakku tidak?". 2. Algoritma Media Sosial Algoritma sialan ini membuat isi dunia seolah-olah berhenti di satu tema saja. Jika aku terus mencari keyword atau melihat satu konten dengan tema tertentu, maka yang muncul adalah kon...

Wajar Lelah Dalam Proses Mendapatkan Pasangan Yang Baik Untuk Dirimu

"Capek harus kenalan lagi dari awal setiap ketemu orang baru." "Bisa nggak sih lewatin fase kenalan, langsung ke menikah? Capek kenalan lagi." Barangkali kalimat di atas udah ribuan kali diretweet di twitter dan selalu seliweran di timeline saya. Tidak hanya itu, sebagai tarot reader yang mendengarkan keluh kesah klien perihal hubungan asmara mereka, mereka kerap mengeluhkan hal yang sama yakni lelah jika harus kenalan lagi. Sebagai orang yang sudah entah berapa kali kenalan dari awal dengan laki-laki baru baik melalui dating apps, media sosial, maupun dikenalkan oleh teman, dan hingga saat ini belum ada yang berhasil menjadi pasangan saya, saya memahami kelelahan dalam mengenal orang baru untuk dijadikan pasangan hidup. Namun, menurut saya, kelelahan ini bukan menjadi alasan pembenar untuk berhenti mencari calon pasangan hidup yang baik lalu memilih untuk balikan dengan mantan yang abusive atau tidak mencintai kita. Kelelahan ini bukan jadi pembenar untuk tidak mau...